Linux, Tak Kenal Maka Tak Sayang

Mungkin terasa aneh ketika membaca judul dari tulisan ini, kata-kata “tak kenal maka tak sayang” sering disebutkan ketika seorang dosen memasuki kelas untuk perkenalan pada awal semester. Tapi bukan dosen yang akan saya ceritakan disini melainkan mengenai Linux dan pengalaman saya bersamanya *eh.

Selain windows, Linux adalah salah satu sistem operasi yang dapat kita gunakan. Bagi sebagian orang, OS berbasis Linux terasa sangat asing apalagi untuk seseorang yang sudah terbiasa dengan kemudahan yang disediakan Windows. Saya sendiri pada mulanya adalah pengguna Windows, atau lebih tepatnya pengguna Windows “bajakan”. Ya, Windows adalah sistem operasi yang tidak gratis, untuk memperolehnya kita harus membeli dari Microsoft meskipun banyak orang yang lebih memilih menggunakan bajakan karena murah dan mudah diperoleh.

linux, tak kenal maka tak sayang
Berbicara tentang Linux, Ubuntu adalah distro pertama yang saya pakai. Suka duka seringkali menemani saya dalam “belajar” menggunakan distro ini. Dulu, dengan berbekal rasa penasaran saya install Ubuntu dan… seluruh data di dalam hardisk saya hilang karena kesalahan partisi. Kehilangan data sebesar 300GB bukanlah hal yang mudah, stresnya minta ampun, alhasil saya langsung balik ke Windows.

Selang beberapa hari, rasa penasaran saya akan Linux muncul lagi, akhirnya saya putuskan untuk menginstall Ubuntu kedua kalinya, tetapi kini dengan lebih hati-hati. Dari sini mulailah saya mengenal Ubuntu, terminal dan segala macam ciri khas Linux.
Hanya untuk memutar MP3 saja, saya harus mendownload library untuk memutarnya. Setelah install library, bukan berarti saya bisa memutar MP3, ternyata speaker saya belum mau bersuara karena bermasalah dengan ALSAmixer. Alhamdulillah dengan searching di internet akhirnya speaker saya mau bersuara. Inilah pertama kalinya saya merasakan peran “komunitas” di dalam Linux.

Ubuntu, yang saat itu menggunakan GNOME2, sangat apik ketika kita menginstall Compiz, tampilannya yang memukau dengan berbagai animasi, ditambah lagi konsumsi memori yang relatif kecil membuat saya begitu jatuh cinta dengan Linux. Apalagi dengan Linux, laptop saya bisa hidup 12 jam lebih tanpa nge-hang! Hal ini cukup membuktikan betapa reliable nya Linux sebagai Sistem Operasi.

Rasa penasaran semakin bertambah, akhirnya mulailah saya mencoba-coba distro Linux yang lain seperti Linux Mint, Fedora, Backtrack, Blankon, dan sebagainya. Meskipun saat itu saya masih menggunakan dual boot dengan Windows, tetapi seringkali saya hapus Windows dan full menggunakan Linux. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena saya masih membutuhkan beberapa aplikasi yang berjalan di atas Windows, seperti Microsoft Office, Adobe, SPSS, dan ArcGIS. Jadi, dalam sebulan, saya bisa berkali-kali install ulang laptop hanya karena “kangen” dengan Linux. Maklum, saya memang orang yang penuh dengan rasa penasaran, khususnya kalau sudah menyangkut komputer dan tetek bengeknya.

Singkat cerita, kini saya menggunakan Ubuntu 12.04 LTS, dan Windows? saat ini saya tidak sedang menggunakannya. Bukan berarti tidak menyukai Windows, tetapi di Linux saya bisa bebas melakukan apapun. Open source memungkinkan saya belajar bagaimana sebuah Operating System berjalan, memungkinkan saya untuk melihat source code dari suatu aplikasi, bahkan memungkinkan saya untuk memodifikasi kernel! Suatu hal yang tidak dapat dilakukan dengan Windows.

Akankah saya kembali ke Windows? Ya, mungkin saja, apalagi dalam waktu dekat saya harus berhadapan dengan skripsi. Tapi selama saya nyaman dengan Linux, saya akan tetap bersamanya.

6 thoughts on “Linux, Tak Kenal Maka Tak Sayang”

    • dicoba dulu, rasakan “ribet”nya baru akan terasa hehe
      Linux itu sistem operasi, ubuntu itu salah satu distronya (distribusi) fi,
      selain ubuntu, ada banyak sekali distro2 linux, listnya bisa lihat di distrowatch.com

      Reply
    • @fi
      nanti jg bakal sayang mbak. Apalagi klo pc dipake untuk server, pasti nanti bakal jatuh cinta lah ke linux^^

      @Azu
      Pake win xp aja lah mas buat cadangan klo butuh mke soft kebutuhan skripsi, cuma ambil space sekitar 2GB untuk OS, di tambah soft dll maks mentok cuma 10 GB. Sisanya dipake partisi bwt linux.

      Reply
  1. @Press-by: Hmm. Pertama ga punya installernya, kedua ga ngerti caranya dan ga ada juga yang mau ngajarin. Jujur sy juga pingin coba menggunakan linux.. Tp belum cinta aja sih, sm Windows cm baru terpikat aja.. Hehe.
    @Fahmi: “Saya tidak bisa mendua”. Memang ga boleh namanya mendua, tp kl laki2 boleh2 aja poligami toh. Punya installernya ga? Pinjam? Sama tutorial dan sebab kenapa isi harddisk bisa ilang..?

    Reply

Leave a Comment