Posted in Blog
Dari status tersebut, kita bisa mengetahui bahwa teman kita itu sedang galau, hehe. Jika teman kita tadi, statusnya bertema galau melulu, maka secara otomatis yang terpikir oleh kita, dia adalah seorang galau-ers, abg labil, dan sebagainya. Sebaliknya, jika ada teman-teman kita yang mengupdate status nasehat-nasehaaat melulu maka secara otomatis muncul prasangka bahwa teman kita itu adalah orang yang bijaksana. Padahal belum tentu juga kan? Yang lebih menakjubkan lagi, jejaring sosial juga memfasilitasi kita untuk menyindir orang lain, anggap saja kita sedang tidak suka dengan seseorang karena tingkah lakunya yang menyebalkan, kemudian kita update setatus untuk menyindirnya:"Kamu ga tau yang aku rasain...."
Jika orang yang kita maksud tadi membaca status kita, maka tujuan kita telah tercapai, tapi bagaimana jika ternyata ada orang lain yang membaca status kita dan ternyata dia tersindir karenanya? Wah parah donk bisa-bisa dia marah sama kita, padahal kita sama sekali tidak bermaksud menyindirnya. Saya ambil contoh lain, misalnya kita kangen dengan seseorang... kemudian update status:"Jadi orang kok nyebelin... pergi ke laut aje sono.."
Harapannya si dia akan membaca status kita, tapi bagaimana jika ada orang lain yang membaca dan menyangka status tersebut ditujukan untuknya? Wah salah sasaran donk haha Jadi, selain fungsi untuk saling terhubung dengan kawan-kawan kita di dunia maya, jejaring sosial juga membantu kita untuk membuat "pencitraan". Kalau mau dinilai sebagai orang bijak... silakan update status tentang nasehat-nasehat. Kalau mau dilihat sebagai orang pandai, silakan update tentang rumus-rumus statistik-weleh. Kesimpulannya, kita harus berhati-hati dalam menilai seseorang di dalam jejaring sosial, selain itu kita juga harus hati-hati ketika mengupdate status, jangan sampai salah sasaran ketika ingin menujukan status kita pada seseorang. jual jilbab rabbani online"You don't know what I feel now..." ehm