Manusia adalah Makhluk Sosial – Yuk Sama-sama Introspeksi Diri

Manusia dikarunia akal dan pikiran salah satunya adalah untuk senantiasa berpikir, merenungi kejadian-kejadian di lingkungannya dan mengambil hikmah daripadanya.

Banyak sekali orang yang saat ini masih minim “berpikir”. Selalu bersikap ingin menang sendiri, egois, dan tidak pernah memperhatikan orang lain.

Padahal, manusia adalah makhluk sosial yang pastinya tidak akan bisa hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain dari semenjak di dalam kandungan sampai di kuburan-akhir hayatnya.

Manusia adalah Makhluk Sosial

Tulisan ini merupakan pengalaman sehari-hari yang saya alami di lingkungan sekitar tempat saya tinggal.

Kenapa saya menulis ini? alasannya adalah semata-mata karena ketidakpuasan terhadap sebagian besar masyarakat saat ini yang menurut saya terlalu bersikap egois dan tidak memikirkan orang lain.

Manusia adalah makhluk sosial, artinya dia akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Sayangnya, seringkali kita semua melupakan siapa diri kita sebenarnya dan cenderung mementingkan diri sendiri.

Kasus di Sekitar Kita

Lebih lanjut, biarkan saya ambil contoh, di dekat tempat tinggal saya, ada lampu merah yang letaknya di pertigaan jalan.

Setiap kali lampu merah menyala, banyak sekali orang yang menaiki sepeda motor maupun mobil, seakan-akan tidak menganggap adanya lampu merah tersebut. Akibatnya, masyarakat yang tinggal di dekat daerah tersebut seringkali dirugikan karena tidak bisa menyeberang jalan dengan nyaman.

manusia adalah makhluk sosial
pelanggaran lampu merah dan kemacetan

Kasus lainnya adalah masalah di trotoar. Di jakarta, trotoar seakan-akan tempat yang berharga bagi pejalan kaki, karena sangat sedikit sekali dijumpai trotoar yang benar-benar menjadi “trotoar” yaitu sebagai tempat pejalan kaki.

Bayangkan saja, ketika kita jalan di trotoar, dari arah belakang ada orang mengendarai sepeda motor membunyikan klaksonnya berkali-kali menyuruh kita menghindar dari trotoar!

Terang saja, di dalam hati saya berkata, “Ini trotoar pakdhe! tempat pejalan kaki! bukan tempat sepeda motor lewat!” *sabar…

Ya itulah gambaran masyarakat sekarang, memang tidak semuanya seperti itu, tapi banyaknya jumlah orang yang melakukan perbuatan seperti itu sudah cukup menggambarkan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang egois.

Kasus di atas hanya salah satu contoh kecil dari sekian banyak kasus-kasus yang ada di sekitar kita.

Penurunan budi pekerti, rasa hormat menghormati antar sesama manusia telah semakin pudar.

Bagaimanapun juga kita tidak bisa semata-mata menyalahkan orang lain yang bersikap seperti cerita yang saya paparkan di atas, karena itu merupakan buah dari lingkungan kita yang sudah menjadi kebiasaan dan akan sulit sekali diubah.

Yuk Sama-sama Introspeksi Diri

Mari kita sama-sama ingat, bahwa kita dikaruniai akal pikiran yang membuat kita berbeda dari ciptaan Allah yang lain. Saat ini, introspeksi harusah kita lakukan, melihat ke dalam diri sendiri dan mencoba memperbaiki apa yang masih kurang di dalam diri kita.

Harapannya, diri kita bisa berubah, lingkungan kita berubah, sampai ke anak-anak cucu kita.

Leave a Comment