Jangan Nilai Seseorang dari Facebook

“Don’t judge book by it’s cover” adalah sebuah istilah yang seringkali kita dengar. Ya, kita memang tidak boleh menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Mungkin saja seseorang dari luar tampak biasa-biasa saja namun bisa jadi orang tersebut adalah seorang master dari suatu disiplin ilmu. Tapi bukan itu yang mau saya tulis disini, melainkan saya ingin  menghubungkan quotes “Don’t judge book by it’s cover” dengan keadaan para pengguna jejaring sosial misalnya facebook dan twitter.

Seperti yang kita ketahui, facebook dan twitter menghubungkan kita dengan seluruh pengguna sosial media di berbagai negara. Dengan adanya jejaring sosial, selain dimudahkan, kita juga dimanjakan dengan fasilitas-fasilitas yang dimiliki jejaring sosial tersebut. Mari kita ambil contoh, dengan facebook kita dapat mengetahui kapan ulang tahun teman-teman kita, jadi tanpa perlu mengingat, kita dapat mengetahui bahwa hari ini adalah ulang tahun mereka melalui fasilitas yang telah tersedia. Hebatnya lagi, kita juga dapat mengetahui suasana hati dari teman-teman kita melalui status yang mereka post.
Misalnya ada teman kita yang mengupdate status:

“Kamu ga tau yang aku rasain….” 

Dari status tersebut, kita bisa mengetahui bahwa teman kita itu sedang galau, hehe.
Jika teman kita tadi, statusnya bertema galau melulu, maka secara otomatis yang terpikir oleh kita, dia adalah seorang galau-ers, abg labil, dan sebagainya. Sebaliknya, jika ada teman-teman kita yang mengupdate status nasehat-nasehaaat melulu maka secara otomatis muncul prasangka bahwa teman kita itu adalah orang yang bijaksana.
Padahal belum tentu juga kan?

Yang lebih menakjubkan lagi, jejaring sosial juga memfasilitasi kita untuk menyindir orang lain, anggap saja kita sedang tidak suka dengan seseorang karena tingkah lakunya yang menyebalkan, kemudian kita update setatus untuk menyindirnya:

“Jadi orang kok nyebelin… pergi ke laut aje sono..”

Jika orang yang kita maksud tadi membaca status kita, maka tujuan kita telah tercapai, tapi bagaimana jika ternyata ada orang lain yang membaca status kita dan ternyata dia tersindir karenanya? Wah parah donk bisa-bisa dia marah sama kita, padahal kita sama sekali tidak bermaksud menyindirnya.

Saya ambil contoh lain, misalnya kita kangen dengan seseorang… kemudian update status:

“You don’t know what I feel now…” ehm

Harapannya si dia akan membaca status kita, tapi bagaimana jika ada orang lain yang membaca dan menyangka status tersebut ditujukan untuknya? Wah salah sasaran donk haha

Jadi, selain fungsi untuk saling terhubung dengan kawan-kawan kita di dunia maya, jejaring sosial juga membantu kita untuk membuat “pencitraan”. Kalau mau dinilai sebagai orang bijak… silakan update status tentang nasehat-nasehat. Kalau mau dilihat sebagai orang pandai, silakan update tentang rumus-rumus statistik-weleh.

Kesimpulannya, kita harus berhati-hati dalam menilai seseorang di dalam jejaring sosial, selain itu kita juga harus hati-hati ketika mengupdate status, jangan sampai salah sasaran ketika ingin menujukan status kita pada seseorang. jual jilbab rabbani online